Selasa, 06 November 2012

Bisakah Minyak dari Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Alternatif Masa Depan ?



Beberapa waktu lalu setelah pemerintah mengumumkan penundaan kenaikan BBM sempat terjadi gangguan pasokan premium dimana seringkali pendistribusian yang terlambat masuk ke SPBU. Menurut rumor yang beredar disebabkan karena premium di borong oleh industri dan adanya pihak-pihak yang tak bertanggung jawab menimbun BBM sehingga premium menjadi langka. Paling tidak hal itulah yang sempat saya rasakan. di kota di tempat saya tinggal. Seringkali saya harus antri lama untuk mengisi premium bahkan saya pernah antri lama untuk mengisi BBM ternyata antrian itu adalah pertamax. Tak jarang ada SPBU yang terpaksa tutup termasuk SPBU tempat saya biasa mengisi yang tutup sementara menunggu sampai pasokan datang dan  untuk SPBU yang masih ada persediaan memberi jatah 100 ribu untuk mobil dan 20 ribu untuk motor untuk setiap kali pengisian dan antrianya panjang. Saat itu saya berpikir kenapa sampai saat ini belum ada bahan bakar yang dapat menyaingi dan menggantikan BBM sehingga ketika pasokan BBM tidak ada bisa menggunakan bahan bakar alternatif atau paling tidak ada bahan bakar alternatif untuk industri sehingga tidak mengganggu pasokan BBM untuk kendaraan bermotor di SPBU.

Membaca artikel Voa Indonesia tentang inovasi penggunaan limbah plastik menjadi bahan bakar pengganti minyak di Amerika Serikat sangatlah menggembirakan. Menurut pendapat saya inovasi ini sangat diperlukan untuk bisa dikembangkang termasuk di Indonesia mengingat kebutuhan bahan bakar sangat tinggi dan persediaanya yang terus berkurang. Walaupun teknologi yang mengubah plastik menjadi minyak masih baru dan berevolusi dan belum ada cukup data apakah proses itu cukup aman atau tidak terhadap lingkungan. Di Amerika Serikat sendiri sudah ada beberapa perusahaan yang mengubah limbah plastik menjadi minyak dan dijual ke industri-industri. 

Ternyata di Indonesia pengembangan teknologi tersebut telah berhasil di lakukan oleh beberapa warga negara Indonesia.  Tri Handoko bersama siswanya di SMK 3 Madiun yang berhasil mengubah limbah plastik menjadi solar dan premium dan telah berhasil diuji pada alat pemotong rumput dan juga motor honda Supra. Hera Fery seorang warga Takengon juga berhasil mengubah limbah plastik menjadi minyak tanah, solar dan premium dengan metode destilasi. Anim Kartono juga berhasil membuat alat yang dapat mengubah limbah plastik menjadi minyak. Tetapi menjadi pertanyaan saya apakah di Indonesia teknologi ini sudah dikembangkan menjadi industri seperti di Amerika Serikat?

Indonesia sendiri mempunyai persediaan limbah plastik yang sangat banyak. Di Indonesia diperkirakan pemakaian kantong plastik setiap tahunnya mencapai 100 milyar kantong plastik belum ditambah sampah-sampah plastik lainnya.  Untuk tahun ini diperkirakan pemakaian plastik mencapai 3 juta ton (suarapembaruan.com). Jadi Indonesia mempunyai persediaan bahan baku sampah plastik yang banyak untuk menjaga ketersediaan bahan baku untuk industri ini.
Sampah-sampah plastik  itu sendiri  berbahaya bagi lingkungan hidup  menjadi masalah besar dan PR  bagi bangsa Indonesia bahkan dunia untuk mengatasinya karena sifat dari plastik yang sangat sulit untuk  bisa diurai yang memerlukan waktu 500-1000 tahun agar bisa terurai dan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan juga lingkungan hidup. Dengan adanya inovasi ini kita semua berharap tidak hanya  menjadi sumber energi alternatif  tetapi dapat mengatasi limbah plastik yang sangat sulit diatasi. Timbunan sampah-sampah plastik menjadi semakin berkurang dan dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif. Tentunya juga harus masih dikembangkan dan dilakukan pengujian lagi apakah bahan bakar buangan hasil dari minyak limbah plastik itu aman baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan hidup. Paling tidak mungkin bisa dipakai untuk keperluan minyak untuk industri seperti di Amerika Serikat sehingga tidak mengganggu pasokan BBM untuk keperluan BBM rakyat umum seperti untuk kendaraan bermotor dan lain-lain.  Dan juga perlu diperhatikan proses pengolahan sampah plastik itu sendiri menjadi minyak apakah aman buat kesehatan dan lingkungan hidup. Tentunya kita semua juga berharap pemerintah dapat  Indonesia mampu mendorong untuk mengembangkan dan berinovasi dari temuan teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh warganegara Indonesia tersebut menjadi teknologi tepat guna yang bukan saja bermanfaat bagi rakyat Indonesia tetapi seluruh warga dunia mengingat efek dari sampah plastik yang bersifat global dan juga bahan bakar minyak yang sangat dibutuhkan oleh seluruh warga dunia. Kita semua berharap minyak dari limbah plastik dapat dipakai dan layak di produksi sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk masa depan mengingat ketersediaan BBM yang terus menerus akan berkurang dan habis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar